Energi Geo (Bumi) thermal (panas)
berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti planet kita sangat panas-
estimasi saat ini adalah,500 celcius (9,932 F)- jadi tidak mengherankan jika
tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan mendekati 10-16 Celcius (50-60
F) setiap tahun. Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan
kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang
sangat panas. Beberapa pembangkit listrik ini menggunakan panas dari
cadangan untuk secara langsung menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air
panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan
"kilatan panas" yang digunakan untuk menjalankan generator turbin.
Pembangkit listrik tenaga Panas
Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga
ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga
geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen
pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Sebenarnya Indonesia mempunyai
potensi besar untuk energi bersih ini dengan adanya 400 gunung api dan 130
diantaranya masih aktif. Tetapi permasalahan tetap sama dengan masalah Iptek
lainya yaitu dana dan Sumber Daya Manusia Indonesia sendiri.Untuk investasi
untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong berteknologi
dan berisiko tinggi. Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$
3.000-5.000 per kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW,
diperlukan investasi US$ 1.500-2.500 per kW. Selain itu belum adanya putra - putri Indonesia yang mampu menjalankan proyek
besar seperti ini.
Tantangan selanjutnya adalah
akibat sifat panas yang "site specific" kondisi geologis setempat.
Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area
yang lain. Penurunan produksi yang cepat, sebagai contoh, merupakan karakter
produksi yang harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah
kualitas produksi yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di
pembangkit. Misainya, kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih
besar di hilir atau pembangkitnya.
Tapi adanya proyek Mekanisme
Pembangunan Bersih yang digembar gemborkan mayoritas pemimpin dunia termasuk Negara
– Negara industri, memberi angin segar untuk proyek yang digagas sejak tahun
1972 ini. Dengan adanya bantuan dana dari Negara annex 1 (Negara dengan emisi
karbon besar) kepada Negara non annex 1 dan beserta tenaga ahlinya, kita
berharap agar sumber energi bersih ini dapat segera direalisasikan dalam 10 –
15 tahun ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar