Senin, 20 Februari 2012

Geothermal, Nyata atau Sebuah Wacana


Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah,500 celcius (9,932 F)- jadi tidak mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan mendekati 10-16 Celcius (50-60 F) setiap tahun. Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik  ini menggunakan panas dari cadangan untuk secara langsung menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan "kilatan panas" yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. 

Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi  hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Sebenarnya Indonesia mempunyai potensi besar untuk energi bersih ini dengan adanya 400 gunung api dan 130 diantaranya masih aktif. Tetapi permasalahan tetap sama dengan masalah Iptek lainya yaitu dana dan Sumber Daya Manusia Indonesia sendiri.Untuk investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong berteknologi dan berisiko tinggi. Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$ 3.000-5.000 per kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW, diperlukan investasi US$ 1.500-2.500 per kW. Selain itu belum adanya putra  - putri Indonesia yang mampu menjalankan proyek besar seperti ini. 

Tantangan selanjutnya adalah akibat sifat panas yang "site specific" kondisi geologis setempat. Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area yang lain. Penurunan produksi yang cepat, sebagai contoh, merupakan karakter produksi yang harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misainya, kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih besar di hilir atau pembangkitnya. 

Tapi adanya proyek Mekanisme Pembangunan Bersih yang digembar gemborkan mayoritas pemimpin dunia termasuk Negara – Negara industri, memberi angin segar untuk proyek yang digagas sejak tahun 1972 ini. Dengan adanya bantuan dana dari Negara annex 1 (Negara dengan emisi karbon besar) kepada Negara non annex 1 dan beserta tenaga ahlinya, kita berharap agar sumber energi bersih ini dapat segera direalisasikan dalam 10 – 15 tahun ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management